Harga Barang Masih Mahal, Warga Nabire Mengeluh
Nabire, 29 September 2024 – Warga Kabupaten Nabire kembali mengeluhkan mahalnya harga barang kebutuhan pokok, khususnya sembako dan beras. Kenaikan harga yang tidak terkendali ini berdampak besar pada kehidupan masyarakat, terutama mereka yang berpenghasilan rendah atau tidak memiliki pekerjaan tetap.
Seorang warga yang enggan disebutkan namanya, mengungkapkan bahwa dirinya lebih memilih berbelanja di usaha kecil milik pribadi dibandingkan di toko-toko besar. “Kalau di toko besar pasti mahal, penghasilan kami sedikit tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari,” ujarnya.
Keluhan lainnya juga datang dari warga terkait harga pulsa dan bahan bakar minyak (BBM) yang tidak teratur. Harga yang terus meroket membuat pembeli semakin sedikit, terutama di masa-masa sulit seperti ini. “Dulu saat ada BLT, sedikit membantu, tapi sekarang tidak ada lagi. Kami berharap pemerintah menyalurkan bantuan kembali,” tambahnya.
Tidak hanya itu, warga juga menyebutkan adanya pedagang yang diduga menaikkan harga barang terlalu tinggi, demi mengambil keuntungan besar. “Untuk sembako, jangan ambil untung terlalu besar. Cukup ambil keuntungan yang wajar, sekitar Rp1.000 hingga Rp2.000 saja,” katanya.
Contoh lain yang disoroti adalah suku cadang kendaraan. Harga sekring di beberapa bengkel di Nabire bervariasi tajam, ada yang menjual seharga Rp500.000, sementara di tempat lain bisa mencapai Rp900.000. Kondisi ini semakin memberatkan masyarakat yang sudah kesulitan ekonomi.
Warga berharap pemerintah melalui dinas terkait bisa turun tangan mengawasi dan menertibkan harga-harga barang di Nabire. Pengawasan terhadap biaya kontainer dan pelayaran dari pusat juga perlu diperketat, agar pedagang tidak mengambil keuntungan berlebihan. Hal ini penting untuk menciptakan keseimbangan ekonomi yang bisa membantu warga, terutama mereka yang tidak mampu.
Selain itu, warga meminta agar dilakukan survei statistik untuk mengukur dampak ekonomi yang dirasakan oleh masyarakat Nabire, sehingga penanganan masalah ini bisa lebih tepat sasaran.
(Samuel Dimara)