Antrean Kendaraan di SPBU Oyehe Nabire Tak Kunjung Usai, Warga Minta Penambahan Kuota BBM

Nabire – Antrean kendaraan, terutama truk, di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Nabire, Papua Tengah, terus terjadi setiap hari. Kondisi ini diduga karena SPBU di Nabire masih berstatus modural, sehingga kuota BBM yang didapatkan tidak mencukupi kebutuhan masyarakat yang semakin meningkat. Radar Papua Tengah melaporkan bahwa status ini menyebabkan keterbatasan jumlah kiloliter (KL) BBM yang diterima, berbeda dengan SPBU reguler yang memiliki kuota lebih besar.

Menurut pengusaha lokal yang diwawancarai, jumlah kendaraan di Nabire meningkat tajam dalam beberapa tahun terakhir. “Jumlah penduduk Nabire diperkirakan lebih dari 120 ribu orang, dan kebanyakan rumah tangga memiliki lebih dari satu kendaraan. Kondisi ini menyebabkan belanja BBM meningkat signifikan,” ungkapnya. Tak hanya itu, kendaraan dari luar daerah seperti Enarotali, Waghete, Manokwari, hingga Wasior juga kerap transit di Nabire untuk mengisi BBM.
Data dari Samsat menunjukkan jumlah kendaraan terdaftar yang cukup besar, namun permasalahan semakin rumit karena banyak kendaraan tidak terdaftar juga ikut mengantri untuk membeli BBM. Selain itu, kendaraan musiman dari daerah pegunungan dan kendaraan yang masuk melalui jalur laut dari Waropen dan Serui turut menambah panjang antrean di SPBU.
Keluhan Masyarakat: Trotoar Dijadikan Lahan Parkir
Selain permasalahan antrean, masyarakat juga mengeluhkan kendaraan truk yang parkir di atas trotoar di sepanjang jalan depan Kantor Pos Nabire. Kondisi ini dianggap merampas hak pejalan kaki dan mengganggu operasional Kantor Pos, terutama bagi pensiunan yang datang untuk mengambil uang pensiun. Meskipun pihak Kantor Pos sudah sering memberikan teguran, masalah ini belum terselesaikan.
Masyarakat dan pengemudi di Kabupaten Nabire mengharapkan pemerintah, BUMN, BPMIGAS, dan Pertamina dapat segera menambah kuota BBM dengan mengubah status SPBU dari modural menjadi reguler. Dengan penambahan kuota, diharapkan antrean panjang yang mengganggu aktivitas warga bisa berkurang.
“Kami sudah lelah melihat antrean ini setiap hari, trotoar dipenuhi truk dan kendaraan roda empat. Sudah saatnya pemerintah bertindak tegas,” ujar salah satu warga Nabire.
Peningkatan kuota BBM dinilai mendesak, mengingat Nabire kini menjadi ibu kota Provinsi Papua Tengah, yang seharusnya memiliki fasilitas publik yang lebih memadai untuk melayani kebutuhan transportasi masyarakat dan daerah sekitarnya.

(Sam Dimara)

Tinggalkan Balasan