Peredaran Miras di Papua Diduga Jadi Pemicu Masalah Sosial, Warga Minta Penertiban
Nabire – Peredaran minuman keras (miras) baik yang resmi maupun ilegal di Papua Tengah diduga menjadi pemicu utama berbagai masalah sosial, termasuk kecelakaan lalu lintas hingga tindakan kriminal. Berdasarkan pantauan Radar Papua Tengah, baru-baru ini terjadi korban jiwa yang diduga kuat disebabkan oleh konsumsi miras. Selain itu, peristiwa pengemudi mabuk yang menyebabkan kecelakaan sering kali berakhir dengan orang lain menjadi korban.
Aparat keamanan telah memberikan berbagai imbauan agar pengendara tidak mengemudi dalam keadaan mabuk. Namun, pelanggaran tetap terjadi. Oknum yang terbukti mengemudi dalam kondisi mabuk dan menyebabkan kecelakaan akan diproses secara hukum oleh unit lalu lintas setempat.
Dampak Miras di Kalangan Remaja dan Anak di Bawah Umur
Masalah miras di Papua tidak hanya terbatas pada orang dewasa. Berdasarkan laporan dari sejumlah sumber, banyak anak di bawah umur yang nekat mengemudi, sering kali tanpa pengawasan orang tua. Selain itu, miras juga dilaporkan telah merambah ke kalangan siswa sekolah. Beberapa kasus menunjukkan bahwa siswa yang merayakan ulang tahun sering kali merayakannya dengan mengonsumsi miras. Kondisi ini tentu sangat mengkhawatirkan, mengingat dampaknya pada masa depan generasi muda Papua.
Seorang guru lokal bahkan mengungkapkan keresahannya terhadap peredaran miras yang kini masuk hingga ke lingkungan warga, kafe, dan tempat hiburan di Nabire. “Kami sebagai pendidik merasa sulit mendidik generasi muda ketika miras dijual bebas di depan mata. Orang tua pun merasa kesulitan mengawasi anak-anak mereka,” ujarnya. Ia menambahkan bahwa tempat hiburan dan penjualan miras sebaiknya dipusatkan di satu tempat yang dapat diawasi dengan ketat, bukan tersebar di lingkungan warga.
Peran Orang Tua dalam Mengawasi Anak di Jalan Raya
Selain masalah miras, anak-anak di bawah umur yang mengemudi kendaraan tanpa izin menjadi perhatian serius. Banyak siswa sekolah yang mengemudikan sepeda motor secara ugal-ugalan di jalan raya, membahayakan diri mereka sendiri dan pengguna jalan lainnya. Pihak berwenang menghimbau orang tua untuk lebih waspada dan tidak mengizinkan anak di bawah umur untuk mengemudi, mengingat risiko kecelakaan yang bisa merusak masa depan mereka.
“Penting bagi orang tua untuk mengantar anak-anak mereka ke sekolah daripada membiarkan mereka mengendarai kendaraan sendiri, terutama bagi anak-anak yang masih di bawah umur,” tegas seorang pejabat kepolisian setempat.
Penertiban dan Pengawasan Miras untuk Masa Depan Papua
Sebagai upaya untuk memperbaiki kondisi ini, masyarakat dan sejumlah pihak meminta agar peredaran miras ditertibkan dengan lebih tegas. Penjualan miras seharusnya hanya dilakukan di tempat yang layak seperti kafe atau tempat hiburan yang diawasi dengan ketat. Selain itu, larangan menjual miras di lingkungan warga harus ditegakkan untuk menghindari dampak buruk bagi generasi muda Papua.
“Pemerintah harus tegas dalam mengawasi peredaran miras. Jangan sampai miras menjadi pemecah persatuan masyarakat Papua yang jumlahnya sedikit ini. Jika kita ingin membangun Papua, peredaran miras dan tempat hiburannya harus diatur dengan baik,” tambah sang guru.
Penertiban dan pengawasan ketat terhadap penjualan miras diharapkan bisa menjadi langkah awal dalam menjaga generasi muda Papua agar tetap sehat dan produktif, serta menghindari pengaruh buruk yang bisa merusak masa depan mereka.
(Sam Dimara)