Nabire, 15 Mei 2025 – Seorang hamba Tuhan dalam sebuah siraman rohani yang berlangsung di Nabire mengingatkan umat agar berhati-hati terhadap penyebaran hoaks dan fitnah, khususnya di era digital saat ini.
Dalam pesannya, ia mengibaratkan penyebar gosip dan hoaks sebagai “monster digital” yang beroperasi untuk memecah belah umat Tuhan.
Menurutnya, modus penyebaran berita bohong yang tidak jelas asal-usulnya adalah salah satu cara iblis bekerja untuk menebar perpecahan di tengah jemaat. Ia menekankan pentingnya berhati-hati dalam berkata-kata, karena ucapan yang salah bisa menjadi bumerang bagi diri sendiri.
“Saat kita dalam kesusahan, kita mungkin menolak memberi bantuan dengan alasan tidak memiliki apa-apa. Namun kemudian, orang tersebut bisa bercerita kepada pihak lain dan menjelekkan kita. Ini bisa menimbulkan salah paham dan konflik,” jelasnya.
Ia juga mengingatkan agar umat tidak sembarangan bercerita kepada orang lain, karena di zaman digital ini, pembicaraan bisa direkam dan disebarkan tanpa izin. Tindakan seperti ini disebutnya sebagai karakter “monster” yang suka menyadap, meneror, dan bahkan memasang aplikasi penyadap di ponsel orang lain.
“Monster digital” ini, katanya, bekerja dengan cara mengintai lingkungan, meneror nomor akun, dan bahkan mengirim virus ke perangkat orang lain. Oleh karena itu, ia menyerukan agar anak-anak Tuhan tidak terlibat dalam praktik seperti ini.
“Kita adalah domba-domba dari pokok anggur yang benar. Rajinlah pergi ke gereja, baca firman Tuhan setiap hari, karena di sanalah Roh Kudus menuntun kita,” pesannya.
Ia juga mengajak seluruh umat untuk terus berdoa dan bersyukur atas berkat teknologi, namun tetap bijak menggunakannya. “Mari kita melawan penyebaran hoaks, penyadapan ilegal, dan aktivitas merusak lainnya yang tidak sesuai dengan firman Tuhan, karena semua itu adalah tindakan yang membunuh secara perlahan,” tegasnya.