SMKS Anak Panah Nabire Sosialisasikan Pentingnya Mengenal dan Mencintai Mata Uang Rupiah
Nabire, 17 Mei 2025 – Kepala Sekolah SMK Swasta Anak Panah, Christian Wawoh, M.Kom, memimpin langsung kegiatan sosialisasi bertema “Mengenal dan Mencintai Mata Uang Rupiah” yang digelar di Aula SMK Anak Panah pada Sabtu (17/05), pukul 11.00 WIT. Kegiatan ini merupakan bagian dari peran dirinya sebagai Duta Mata Uang Rupiah.
Acara dimulai dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dan dibuka dengan doa bersama. Dalam penyampaiannya, Christian Wawoh menjelaskan pentingnya mengenal sejarah dan nilai tukar rupiah serta menumbuhkan kecintaan terhadap mata uang sebagai simbol kedaulatan bangsa.
“Kita sebagai warga negara Indonesia harus menjaga dan merawat uang rupiah, baik kertas maupun logam. Jangan melipat uang kertas sembarangan karena bisa merusak nilainya,” tegas Christian di hadapan siswa-siswi dan dewan guru.
Ia juga mengingatkan tentang kebiasaan yang masih terjadi di lapangan, yakni pengembalian uang kembalian dengan permen. “Ini melanggar aturan. Jika tidak memiliki uang kecil, sebaiknya pedagang menukar terlebih dahulu di bank agar tidak merugikan konsumen,” tambahnya sambil mengisahkan pengalaman seseorang yang mengumpulkan permen sebagai kembalian dan tidak bisa menukarkannya kembali di bank.
Selain itu, Christian juga menyoroti pentingnya kewaspadaan terhadap uang palsu. Ia menjelaskan bahwa sistem keamanan uang rupiah kini sudah sangat canggih dan seluruh perbankan di Indonesia sudah dilengkapi sistem deteksi yang memadai.
Sebagai sekolah dengan jurusan Multimedia, SMK Anak Panah dinilai sukses membimbing siswanya tidak hanya dalam aspek teknologi, tetapi juga dalam memahami nilai-nilai kebangsaan. “Saya berharap siswa-siswi SMK Anak Panah dapat terus mencintai rupiah, memahami pentingnya keuangan, dan menjadi warga negara yang peduli terhadap simbol negara,” tutup Christian.
Kegiatan ini memberikan pemahaman mendalam kepada generasi muda agar lebih peduli dan bertanggung jawab terhadap keberadaan dan perlakuan terhadap mata uang nasional.
(Sam Dimara)