Miras Merusak Rumah Tangga dan Generasi Papua Tengah, Warga Minta Pemerintah Bertindak Tegas

Nabire, 12 Maret 2025 – Peredaran minuman keras (miras) di Papua Tengah, baik yang berizin maupun oplosan, semakin meresahkan masyarakat. Seorang warga Papua mengungkapkan kekhawatirannya terhadap dampak negatif miras yang tidak hanya merusak rumah tangga, tetapi juga menghancurkan masa depan generasi muda.

Menurut warga, miras yang dijual bebas hingga ke tingkat desa dan RT semakin memperburuk kondisi sosial. Banyak pemuda yang belum pernah mengonsumsi miras akhirnya tergoda akibat lingkungan pergaulan yang tidak sehat. Bahkan, baru-baru ini di Kabupaten Nabire, dilaporkan ada korban meninggal akibat konsumsi miras berlebihan.
“Kami berharap pemerintah dan pihak terkait membatasi peredaran miras agar tidak dijual bebas. Jika terus dibiarkan, generasi muda kita akan semakin terjerumus,” ujar salah seorang warga yang enggan disebutkan namanya.
Selain berdampak pada generasi muda, miras juga memicu berbagai masalah dalam rumah tangga. Banyak kasus di mana seseorang yang mabuk kehilangan kontrol diri, sehingga menciptakan kekacauan di dalam keluarga. Bahkan, ada pemuda yang dipengaruhi oleh teman-temannya untuk mengonsumsi miras, lalu pulang dalam kondisi mabuk dan membuat keributan.
Oleh karena itu, masyarakat mendesak agar ada sanksi tegas bagi pihak-pihak yang mengajak orang lain berpesta miras, sesuai dengan aturan hukum yang berlaku. Mereka menilai miras bukan hanya merusak individu, tetapi juga menjadi faktor utama dalam konflik keluarga dan sosial.
Dampak Miras terhadap Kehidupan Sosial dan Keagamaan
Tidak hanya merusak moral generasi muda, miras juga mengganggu kehidupan sosial dan keagamaan masyarakat Papua Tengah. Seharusnya, malam minggu digunakan untuk persiapan ibadah bagi umat Kristen, namun banyak pemuda justru memilih untuk berpesta miras.
“Uang yang didapat dari gaji atau bantuan sebaiknya digunakan untuk kebutuhan rumah tangga, bukan untuk membeli miras. Tuhan telah memberikan akal budi agar kita mengelola berkat dengan baik,” tambah warga tersebut.
Masyarakat berharap, jika miras tetap beredar, maka distribusinya hanya boleh dilakukan di tempat-tempat hiburan tertentu, bukan di lingkungan keluarga. Mereka juga mengingatkan bahwa di era digital saat ini, berbagai pihak bisa memanfaatkan media sosial untuk adu domba, sehingga masalah yang ditimbulkan miras bisa semakin kompleks.
Dengan situasi yang semakin memprihatinkan, masyarakat Papua Tengah meminta pemerintah daerah untuk mengambil langkah tegas dalam mengendalikan peredaran miras demi menyelamatkan masa depan generasi Papua.
Tuhan memberkati, Shalom Maranatha!

Tinggalkan Balasan